Senin, 10 Desember 2018

Kenapa saya beragama islam?


Saya dilahirkan dari kedua orang  tua yang beragama islam. Keturunan keluarga saya pun semua nya beragama islam. Saya memulai pendidikan di sekolah Islam, sejak menginjak taman kanak-kanak hingga SMA oleh kedua orang tua saya, saya di sekolahkan di sekolah islam. Oleh sebab itu, dalam pergaulan pun saya berteman dengan orang-orang yang beragama islam seperti saya.

Kenapa saya beragama islam? Ada tiga istilah yang dikenal berkenaan dengan agama, yaitu : agama, religi, din.
 Secara etimologi, kata “agama” bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan diambil dari istilah bahasa Sansekerta yang menunjuk pada sistem kepercayaan dalam Hinduisme dan Budhisme di India. Agama terdiri dari kata “a” yang berarti “tidak”, dan “gama” berarti kacau. Dengan demikian, agama adalah sejenis peraturan yang menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengantarkan menusia menuju keteraturan dan ketertiban.
Religion : Kata religion berasal dari bahasa latin, yang berarti dari kata "relegare"' Kata "relegare" dalam hal ini mempunyai pengertian dasar ..berhati-hati" dan berpegang pada norma-norma, aturan-aturan secara ketat. Dalam arti religi tersebut merupakan suatu keyakinan, nilai-nilai dan norma hidup yang harus dipegangi dan dijaga dengan penuh pengertian, agar jangan sampai menyimpang dan lepas. Sedangkan kata dasar "relegare" berarti mengikat yang berarti adalah mengikat diri pada kekuasaan ghaib yang suci. Kekuatan tersebut diyakini sebagai kekuasaan yang menentukan jalan hidup dan yang mempengaruhinya dalam kehidupan manusia. Dengan demikian kata "religi" tersebut pada dasarnya mempunyai pengertian adanya kekuatan ghaib yang suci, yang menentukan jalan hidupnya dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti aturan-aturan serta norma lepas dari kehendak/jalan yang telah ditentukan oleh kekuasaan ghaib yang suci tersebut.
Secara etimologi kata din berasal dari bahasa Arab yang artinya : patuh dan taat, undang-undang,peraturan dan hari kemudian. Maksudnya, orang yang ber-din ialah orang yang patuh dan taat terhadap peraturan dan undang-undang Allah untuk mendapatkan kebahagiaan dikemudian hari.
Kenapa tiap-tiap manusia beragama? Jawabanya yakni karena kebutuhan jiwa manusia. Jiwa tanpa agama akan mengalami kegoncangan, ketidak tenangan batin, ketidak puasan, keputus asaan, dan kekecewaan dalam kehidupan. Agama merupakan dorongan psikis yang mempunyai landasan alamiah dalam watak manusia. Dalam relung jiwanya manusia merasakan adanya dorongan untuk mencari dan memikirkan sang Penciptanya dan pencipta alam semesta juga dorongan untuk menyembah Tuhan agar merasa tenang dan tenteram. 
Manusia  merasa berhak untuk mengetahui dari mana dirinya berasal, untuk apa dia berada di dunia, apa yang mesti manusia lakukan demi kebahagiannya di dunia dan alam akhirat nanti, yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah agama. Karenanya, sangatlah logis apabila agama selalu mewarnai sejarah manusia dari dahulukala hingga kini, bahkan sampai akhir nanti.
Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan di luar dirinya. Dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana. Manusia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan tersebut. Naluriah membuktikan  manusia perlu beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya.
Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT,
“Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati” (Q.S. 2:112).
Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya .
Kenapa saya beragama islam? Jawaban saya yang pertama adalah karena faktor keturunan.
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
“Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani” (HR. Bukhari-Muslim)
Kedua orang tua saya menganut agama islam, oleh karena itu sejak saya dilahirkan maka saya pun beragama islam dan mengikuti segala yang diajarkan oleh kedua orang tua saya berkenaan dengan ajaran islam, melihat kondisi saya yang masih kecil dan belum mengerti apa-apa apalagi membuat keputusan untuk memilih agama saya. Seperti salah satu contohnya yakni saya diajarkan untuk melaksanakan sholat 5 waktu. Pada saat itu saya melaksanakan sholat 5 waktu karena perintah dari orang tua dan karena perkataan orang tua bahwa saya beragama islam, Oleh sebab itu saya wajib sholat  5 waktu. Ini menandakan awal mula saya melaksanakan sholat lima waktu adalah semata  mengikuti kedua orang tua saya.  Tak pernah terpikir oleh saya bahwa Islam merupakan agama yang benar. Yang saya jalani setiap harinya adalah rutinitas sebagai muslim dan tanpa ada pemaknaan yang mendasar.
Kemudian ketika masuk usia sekolah, oleh kedua orang tua saya disekolahkan ke sekolah islam. Disinilah saya kemudian mulai mempelajari tentang agama islam. Semua penganut agama beranggapan bahwa agama yang ia anut adalah benar. Saya pun beranggapan bahwa agama islam yang saya anut adalah benar. Awal mula nya, anggapan benar mengenai agama islam ini muncul lagi-lagi karena faktor keturunan. Sebab saya beranggapan, tak mungkin kedua orang tua saya mengajarkan kepada saya hal yang mereka  anggap salah, oleh sebab itu islam yang mereka ajarkan kepada saya adalah benar. Kemudian, apabila seandainya orang tua saya berpindah agama, apakah saya juga akan mengikuti jejak mereka? Jawaban saya saat itu mungkin saja. 
Di sekolah islam tersebut saya mengenal al-quran. Dan bahwasanya al-quran adalah pedoman hidup umat manusia. Di dalam alquran inilah saya menemukan ayat yang membuat saya yakin bahwasanya islam adalah agama yang benar. Allah SWT berfirman :
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. (Q.S As-Shaff : 9)
Namun kemudian, apa yang membuat saya yakin bahwasanya Al-quran adalah wahyu Allah SWT bukan melainkan karangan manusia? Sebab Al-quran menjelaskan segala macam peristiwa-peristiwa dimuka bumi ini jauh sebelum para ilmuan mengetahui dan menemukan hal-hal tersebut.. meski Alquran diturunkan 14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Hal inilah yang mebuat saya yakin, bahwasanya Al-quran merupakan wahyu Allah SWT bukan karangan manusia.
Didalam Al quran juga saya menemukan ayat bahwasanya saya tidaklah berbeda dengan orang kafir apabila saya mengatakan bahwa saya beragama islam atas dasar faktor keturunan semata. 
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۗ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang
mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".
Oleh sebab itu saya berpendapat bahwasanya saya harus mengetahui dasar saya beragama islam. Keyakinan terhadap Islam tidak bisa hanya dibuktikan dengan akal tapi juga hati dengan kemantapan yang teguh. banyak terjadil hal-hal yang memang di luar nalar manusia. Namun kita wajib meyakini bahwa sesuatu yang kita anggap tidak mungkin, jika Allah mengizinkannya maka bisa mungkin saja terjadi
Tidaklah mudah meyakinkan diri bahwa Allah itu selalu memperhatikan dan Maha Melihat dan Maha Mendengar. Iman Kepada Allah berarti yakin dan percaya bahwa Allah itu memang ada serta dialah yang menciptakan semua seisi alam semesta ini. Kemudian, faktor lain yang membuat saya yakin akan adanya Allah SWT yakni munculnya pemikiran bahwasanya alam semesta dan seisinya tidak mungkin ada dengan sendirinya, melainkan ada yang menciptakan. Gedung-gedung di dunia ini saja ada yang menciptakan yakni manusia, lantas mengapa gunung tidak? . Dalam Al-quran lah dijelaskan bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah SWT. 
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ ۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Q.S As-sajdah : 4)
Gedung paling tinggi di dunia butuh tiang untuk menjulang tinggi, tetapi langit tidak butuh tiang, tidak butuh penopang, ia sudah jadi atap tertinggi di dunia ini. Lalu, lihatlah matahari dan bulan, mereka bergantian penuh keteraturan. Matahari dari jam sekian sampai jam sekian pada musim tertentu. Bulan muncul pada waktu-waktu tertentu yang berpola sempurna. Di dunia nyata, kita butuh sebuah program untuk melakukan segala sesuatu menjadi otomatis. Lalu, untuk alam semesta, program apakah itu? Lagi-lagi, Alquran menjelaskan semuanya.
اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۚ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu. (Q.S Ar-Ra'd : 2)

Hal itu membawa saya pada kesimpulan, bahwa memang seharusnya memilih berkeyakinan pada sebuah agama harus punya dasar yang kuat sehingga saya yakin bahwa apa yang saya pilih adalah tepat dan menghilangkan keragu-raguan serta menimbulkan kekhuyuk an dalam beragama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar