Masih kah kita bersikap malas?
Salah satu sikap yang sulit untuk kita hilangkan dalam diri kita yakni
rasa malas. Padahal sikap malas hanya akan menimbulkan kerugian pada diri kita.
Baik kerugian yang kita alami sekarang atau kerugian yang kita alami nanti
dimasa yang akan datang yakni kelak di masa tua kita nanti.
Malas juga menimbulkan kerugian tak hanya di dunia melainkan juga di
akhirat nanti. Salah satu contoh kerugian yang ditimbulkan akibat rasa malas di
dunia yakni tidak bermanfaat hidup seseorang yang malas di dunia. Baik
bermanfaat bagi dirinya ataupun bermanfaat bagi orang lain. Rasulullah saw bersabda
:
خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
(Hadits Riwayat ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Ausath, juz VII, hal. 58, dari Jabir
bin Abdullah r.a.. Dishahihkan Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam kitab:
As-Silsilah Ash-Shahîhah)
Mengapa orang malas dikatakan tidak bermanfaat hidupnya? Sebab tidak ada
hal yang dihasilkan selama hidupnya di dunia baik bagi dirinya sendiri ataupun
untuk orang lain. Sehingga hidup yang ia jalani selama di dunia hanya sia-sia. Allah Ta’ala berfirman
:
أَيَحْسَبُ
الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan sia-sia begitu saja?“
(Al Qiyamah:36)
Sadarkah kah kita bahwasanya kita sungguh rugi apabila waktu yang kita
habiskan di dunia ini terbuang sia-sia. Mengapa? Sebab setiap waktu yang kita habiskan
di dunia ini akan dimintai pertanggung jawabanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
لاَ
تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya
sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan,
tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia
peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang
ia ketahui (ilmu).”
Oleh sebab itu, janganlah sampai
kita merugi karena membiarkan waktu hidup kita terbuang sia-sia akibat rasa
malas. Contoh kerugian yang dialami oleh orang yang malas di dunia yakni rezki
nya akan jauh. Sebab waktu nya tidak ia gunakan untuk mencari rezeki melainkan
bermalas-malasan. Padahal Allah SWT memerintahkan agar setiap hamba mencari rezki.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ
لَيْسَ شَيْءٌ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ, وَيُبَاعِدُكُمْ مِنَ النَّارِ إِلَّا قَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ, وَلَيْسَ شَيْءٌ يُقَرِّبُكُمْ مِنَ النَّارِ, وَيُبَاعِدُكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَّا قَدْ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ, وَأَنَّ الرُّوحَ الْأَمِينَ نَفَثَ فِي رُوعِيَ أَنَّهُ لَنْ تَمُوتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا, فَاتَّقُوا اللهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ, وَلَا يَحْمِلَنَّكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ تَطْلُبُوهُ بِمَعَاصِي اللهِ, فَإِنَّهُ لَا يُدْرَكُ مَا عِنْدَ اللهِ إِلَّا بِطَاعَتِهِ
“Sungguh tidak ada satu pun yang mendekatkan kalian ke surga dan
menjauhkan kalian dari neraka kecuali aku telah memerintahkannya kepada kalian,
dan tidak ada satu pun yang mendekatkan kalian ke neraka dan menjauhkan kalian
dari surga kecuali aku telah melarangnya atas kalian. Dan sungguh ar-ruhul
amin (Malaikat Jibril yang terpercaya) telah menyampaikan kepadaku bahwa
tidak akan mati satu jiwa sampai ia menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah
kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rezeki, dan sekali-kali janganlah
lambatnya rezeki menjadikan kalian mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah,
karena sesungguhnya tidak akan diraih apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan
menaati-Nya.” [HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Ibnu
Mas’ud radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 2866]
Salah satu contoh orang yang malas dalam mencari rezeki yakni orang yang
meminta-meminta padahal jasmaninya masih sanggup untuk bekerja. Sungguh
perbuatan tersebut dilarang oleh Allah SWT. Dari Qabishah bin Mukhariq
Al-Hilali radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا
قَبِيْصَةُ، إِنَّ الْـمَسْأَلَةَ لَا تَحِلُّ إِلَّا لِأَحَدِ ثَلَاثَةٍ : رَجُلٍ
تَحَمَّلَ حَمَالَةً فَحَلَّتْ لَهُ الْـمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيْبَهَا ثُمَّ يُمْسِكُ، وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ جَائِحَةٌ اجْتَاحَتْ مَالَهُ فَحَلَّتْ لَهُ الْـمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيْبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ –أَوْ قَالَ : سِدَادً مِنْ عَيْشٍ- وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ حَتَّى يَقُوْمَ ثَلَاثَةٌ مِنْ ذَوِي الْحِجَا مِنْ قَوْمِهِ : لَقَدْ
أَصَابَتْ فُلَانًا فَاقَةٌ ، فَحَلَّتْ لَهُ الْـمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيْبَ قِوَامًا مِنْ عَيْش ٍ، –أَوْ قَالَ : سِدَادً
مِنْ عَيْشٍ- فَمَا سِوَاهُنَّ مِنَ الْـمَسْأَلَةِ يَا قَبِيْصَةُ ، سُحْتًا يَأْكُلُهَا صَاحِبُهَا سُحْتًا.
“Wahai Qabishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali
bagi salah satu dari tiga orang: (1) seseorang yang menanggung hutang orang
lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian berhenti, (2)
seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh
meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan (3) seseorang yang
ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya
mengatakan, ‘Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup,’ ia boleh meminta-minta
sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain untuk ketiga hal itu,
wahai Qabishah! Adalah haram, dan orang yang memakannya adalah memakan yang
haram.” (Shahih: HR. Muslim, Abu Dawud, Ahmad, an-Nasa-i, dan selainnya).
Kemudian contoh kerugian yang didapat oleh pemalas diakhirat nanti yakni
malas dalam mencari ilmu. Sebab dengan ilmu maka kita dapat melakukan segala
sesuatu dengan benar. Dengan ilmu maka kita tahu apa2 saja yang dilarang oleh
Allah SWT untuk dilakukan. Dengan ilmu kita tahu tujuan penciptaan kita di bumi
yakni untuk beribadah kepada Allah SWT sang pencipta. Allah SWT berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(Q.S Az-Zariyat :56)
Bagaimanakah cara beribadah kepada Allah SWT? Tanpa ilmu kita tak akan mengeti
cara beribadah kepada Allah SWT. Sehingga mereka yang malas dalam menuntut ilmu
tak hanya rugi dalam urusan dunia melainkan juga akhiratnya. Sebab ilmu
mengajarkan kita segala sesuatu yang tidak kita ketahui. Allah SWT berfirnan : “Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantara kalam (baca tulis). Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. Al ‘Alaq [96]: 1-5).
Oleh sebab itu, jauhilah sikap malas. Karena hanya menimbulkan kerugian
bagi diri kita sendiri. Allah SWT berfirman :
قُلْ إِنَّ
الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
ۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
Maka sembahlah olehmu
(hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah:
"Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri
mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah yang demikian
itu adalah kerugian yang nyata. (Q.S Az-Zumar : 15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar