Selasa, 09 Mei 2017

LARANGAN BUNUH DIRI




Saat banyak nya masalah yang dihadapi setiap umat manusia, ada yang memilih bersabar, berusaha dan bertawakal kepada Allah, adapula yang memilih menyelesaikannya dengan cara yang instan. Dengan penuh putus asa. Yakni dengan bunuh diri.  Bagi sebagian orang, bunuh diri merupakan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah yang ia hadapi. Dengan berbagai macam permasalahan hidup seperti kemiskinan, patah hati dan lain sebagainya, mereka mengaggap bahwa bunuh diri adalah perbuatan yang benar.

Namun tahukah kalian?? perbuatan bunuh diri adalah perbuatan yang dilarang oleh islam. Allah melarang kepada umatnya untuk membunuh atau bunuh diri. Sebab Allah lah yang menentukan hidup dan matinya umat manusia.
Allah SWT berfirman
وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ….
“…Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan” (Q.S Ali-Imran : 156)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S An-Nisa:29)

 قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۖ وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ


Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya) (Q.S Al-An’am : 151)

 Kita harus yakin, bahwa dibalik setiap kesulitan yang kita hadapi, pasti ada kemudahan seperti dalam Firman Allah dalam surah Al Insyirah ayat 5-6

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(QS. Al-Insyirah: 5)”
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 6).

Saat menghadapi masalah, jangan lah kita berburuk sangka kepada Allah SWT. Sebab seringkali mereka yang ditimpa musibah, menganggap bahwa Allah tak menyayangi dirinya. Padahal musibah tersebut, adalah bukti cinta Allah kepada umat-Nya.
Dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).
Oleh sebab itu, hilangkanlah prasangka buruk kita kepada Allah SWT.
“Aku sesuai dengan dugaan hambaKu teerhadapKu. Jika ia berbaik sangka kepada-Ku, maka itulah untuknya. Dan jika ia berburuk sangka kepada-Ku, maka itulah untuknya (H.R Ahcmad)


 Mereka yang melakukan bunuh diri, akan mengalami tiga penderitaan, yakni penderitaan di dunia yang menjadikannya melakukan perbuatan bunuh diri, penderitaan menjelang kematiannya, dan penderitaan yang kekal di akhirat nanti.
  (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah saw., bersabda : “Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya.”
(Shahih Muslim) Dari Tsabit bin Dhahhak ra, katanya Nabi saw., sabdanya : “Siapa yang bersumpah menurut cara suatu agama selain Islam, baik sumpahnya itu dusta maupun sengaja, maka orang itu akan mengalami sumpahnya sendiri. “Siapa yang bunuh diri dengan suatu cara, Allah akan menyiksanya di neraka jahanam dengan cara itu pula.”
Sungguh amat sangat mengerikan balasan yang diterima oleh manusia yang melakukan bunuh diri di akhirat nanti. Jadi masihkah kita berfikir untuk melakukan bunuh diri? Lantas bagaimanakah cara kita menghadapisetiap permasalahan agar terhindar dari perilaku bunuh diri?

1.      Ikhtiar
Allah SWT berfirman,
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya

Saat menghadapi permasalahan, hendaknya kita berusaha untuk menyelesaikannya.  Jangan hanya pasrah menerima keadaan tanpa melakukan usaha apapun.

2.   Bersabar
Saat tertimpa masalah, maka sebagai seorang mukmin hendaknya kita bersabar dan jangan mengeluh.
“Menakjubkan perkara seorang mukmin, seluruh perkaranya adalah kebaikan. Dan itu tidak akan dialami, kecualioleh seorang mukmin, maka ia bersyukur dan itu lebih baik baginya. Dan jika ia ditimpa keburukan, maka ia bersabar dan itu lebih baik baginya” (H.R Muslim)

3.   Bersyukur
Saat menghadapi permasalahan sesulit apapun, hendaknya kita selalu bersyukur. Karena masih banyak orang-orang yang kurang beruntung diluar sana. Bersyukurlah atas nikmat yang Allah telah berikan kepada kita.
Allah SWT berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S Ibrahim : 7)

4.   Tawakal
      Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “TawakalTawakal adalah menyandarkan permasalahan kepada Allah dalam mengupayakan yang dicari dan menolak apa-apa yang tidak disenangi, disertai percaya penuh kepada Allah Ta’ala dan menempuh sebab (sebab adalah upaya dan aktifitas yang dilakukan untuk meraih tujuan) yang diizinkan syari’at  Allah SWT berfirman
    وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

                                               


                                                                                                                                   





Tidak ada komentar:

Posting Komentar