Cinta Pada Dunia Lupa Akan Akhirat
Kehidupan
duniawi seringkali menjadikan manusia lupa akan adanya akhirat. Manusia sibuk
memikirkan bagaimana memperoleh kebahagiaan di dunia, sehingga mereka lupa akan
bekal mereka ke akhirat.
Orang
yang sangat mencintai dunia segala hal yang ia lakukan penuh dengan perhitungan
terhadap dunia. Ia tak mengingat lagi kewajiban nya sebagai umat muslim untuk
menjalankan perintah Allah SWT. Sungguh sangat disayangkan. Padahal setiap yang
ada didunia ini akan binasa, termasuk manusia. Setiap manusia akan dihadapkan
kepada kematian. Dengan mengetahui akan adanya kematian, hendaknya menjadikan
umat manusia beribadah kepada Allah SWT
Allah SWT
berfirman,
وَلَا تَدْعُ
مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ
إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya : Janganlah kamu sembah di samping
(menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.
Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Q.S
Al Qasas : 88)
Perlu
diketahui, bahwasannya dunia ini bersifat sementara. Segala sesuatu yang ada di
dunia hanya bersifat sementara, kesenangan yang ada di dunia ini pun bersifat
sementara pula. Oleh sebab itu, janganlah kita terbuai akan keindahan duniawi
hingga melupakan perintah Allah SWT sebagai bekal kita di akhirat nanti.
Allah SWT
berfirman,
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ
وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ
وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ
فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ
وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا
مَتَاعُ الْغُرُورِ
Artinya : Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan
anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu (Q.S Al Hadid : 20)
Allah menciptakan setiap umat
manusia tak lain hanya untuk beribadah hanya kepada Nya. Oleh sebab itu,
bukankah seharusnya kita tidak hanya sibuk mementingkan urusan duniawi tetapi
kita juga harus melaksanakan kewajiban kita sebagai umat muslim?
Allah SWT
berfirman,
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya :Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S Az-Zariyat : 56)
Ciri-ciri
orang yang mencitai dunia dan lupa akan akhirat adalah mereka yang
bermalas-malasan dalam beribadah. Saat azan telah telah terdengar dimana
menandakan waktu salat telah tiba, seringkali kita sebagai umat manusia masih
sibuk dengan urusan kita masing-masing. Tak jarang kita menunda waktu salat
hingga hampir habis waktu salat tersebut, atau tak jarang kita akhirnya lupa
untuk melaksanakan salat.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ
عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Artinya : Hai orang-orang
beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat
Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
merugi (Q.S Al-Munafiqun : 9)
Saat adzan hendak terdengar, alangkah baiknya
jika kita meninggalkan terlebih dahulu kesibukan kita akan dunia, kemudian
segera melaksanakan salat. Karena kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu
kapan ajal akan menghampiri kita. Saat kematian telah datang, kita sebagai
manusia tidak bisa menunda nya. Saat kematian telah datang, sudah cukupkah
bekal yang dapat kita bawa meenuju akhirat?
Allah SWT berfirman,
وَلِكُلِّ
أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا
يَسْتَقْدِمُونَ
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka
apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang
sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
Perasaan takut akan kematian, wajar adanya.
Oleh sebab itu, rasa takut akan menghadapi kematian hendaknya menjadikan kita
sebagai umat manusia lebih meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah
bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai
Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang
paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam
mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.”
(HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).
Manusia
yang hanya sibuk mencari kemewahan dan harta secara berlebihan di dunia akan
mendapatkan balasan berupa api neraka. Semua yang mereka kerjakan di dunia akan
menjadi sia-sia, karena harta dan kemewahan yang selama ini mereka kumpulkan
tidak akan mampu menolongnya untuk keluar dari api neraka. Hanya amal ibadah
lah yang mampu memasukan umat manusia menuju surga
Allah SWT berfirman,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ
إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
Artinya : Barangsiapa yang
menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. (Q.S Al- Hud :15)
Kemudian di ayat ke 16
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا
النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُون
Artinya : Itulah orang-orang yang
tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa
yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan. (Q.S Al-Hud : 16)
Sebenarnya,
kita umat manusia diperbolehkan untuk menikmati kesenangan duniawi, asal berada
pada batas-batasnya. Tidak menjadikan kesenangan duniawi sebagai penyebab kita
melupakan perintah Allah SWT.
Allah SWT berfirman,
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا
تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ
وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
الْمُفْسِدِينَ
Artinya : Dan carilah pada apa
yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S Al Qasas :77)
Saat
kita sebagai manusia mencari kebahagiaan dunia hingga melebihi batas-batasnya,
maka kita tidak akan pernah merasa kebahagiaan dunia yang kita telah peroleh
cukup, kita akan selalu merasa kurang. Padahal kebahagiaan yang kita peroleh di
dunia ini, tidak dapat kita bawa ke akhirat selain amal ibadah kita sendiri.
(( مَنْ
كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم
يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له
أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ
“Barangsiapa yang (menjadikan)
dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan
menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya,
padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang
Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan
utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu
merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya
dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)
Demikianlah pembahasan saya kali
ini, semoga bermanfaat. Wassalamualaikum Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar