Selasa, 03 April 2018


             Sudahkah kita berilmu?




Dengan ilmu, kita dapat mengetahui mana yang benar dan salah, dengan ilmu kita dapat pengetahuan akan suatu hal yang bermanfaat entah untuk diri kita sendiri ataupun orang lain. Oleh sebab itu, menuntut ilmu wajib hukumnya. Sebab segala hal yang kita lakukan apabila tidak dilandasi dengan ilmu, maka kita akan tersesat.

مَنْ اَرَدَ الّدُ نْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَدَ اْلاَخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِالْعِلمِ وَمَنْ اَرَدَ هُمَا مَعًا فَعَلَيهِ بِالْعِلْمِ
“Siapa yang ingin dunia (hidup di dunia dengan baik), hendaklah ia berilmu, siapa yang ingin akhirat (hidup di akhirat nanti dengan senang) hendaklah ia berilmu, siapa yang ingin keduanya, hendaklah berilmu”

Sudahkah kita menuntut ilmu? Sebagian dari kita menganggap remeh ilmu. Mereka yang diberi kesempatan untuk menuntut ilmu seperti di sekolah misalnya, menganggap enteng ilmu sehingga mereka malas dalam belajar.
Dalam beribadah, tentunya kita juga harus memiliki ilmu. Karena apabila kita tidak berilmu, maka kita tidak akan tahu mana yang diperintahkan oleh Allah SWT dan mana yang Allah SWT larang. Oleh sebab itu, ilmu memiliki kedudukan yang penting.
Bahkan dalam islam, Ilmu memiliki kedudukan yang tinggi seperti yang tertera dalam hadist berikut :
Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan ahli ilmu atas ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah di antara kalian." Setelah itu beliau melanjutkan, "Sesungguhnya Allah, para malaikat, para penduduk langit dan bumi, bahkan semut di lubangnya, dan para ikan mendoakan pengajar kebaikan pada manusia." (HR. Tirmidzi, Darimi, dan disahihkan oleh Albani dalam Al-Misykah)

Tapi mengapa kita masih malas dalam berilmu? Padahal ilmu yang kita pelajari bermanfaat tidak hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga untuk orang lain. Ilmu yang bermanfaat adalah amalan pahala yang tidak akan terputus  meski kita sudah meninggal. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

            Tak hanya itu, bahkan selain beriman, orang yang berilmu akan Allah SWT tinggikan derajatnya. Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖوَإِذَاقِيلَ انْشُزُوافَانْشُزُوا يَرْفَعِ
  الله الذِيْنَ امَنُوا مِنـْكُمْ وَالّذِيْنَ اُوتُو الْعِلْمَ دَرَجَـتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْـمَلُـوْنَ خَـبِيْـر 
Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,"Berilah kelapangan didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan  memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah  kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat" ( Q.S Al-Mujadalah ayat 11 )

            Mereka yang berilmu tent hidupnya tidak akan tersesat, sebab ia mememiliki pengetahuan. Lain halnya dengan mereka yang tidak berilmu, hidup mereka tentu akan tersesat sebab ia tidak memiliki pengetahuan tentang suatu apapun, bahkan mereka bias saja menyesatkan yang lain.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dari dada-dada manusia, melainkan Ia mencabutnya dengan cara mematikan para ulama. Dan dikala tidak ada lagi seorang alim pun yang hidup, manusia akan menjadikan orang-orang bodoh (dari sisi agama) sebagai pemimpin. kemudian mereka ditanya (dimintai fatwa). Mereka (orang yang jahil tsb) berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka menjadi sesat dan menyesatkan." (HR. Bukhari)

            Apabila kita ingin sukses di dunia, tentunya kita juga harus memiliki ilmu. Orang yang memiliki harta tetapi tidak memiliki ilmu, maka lama-kelamaan harta yang ia punya akan habis percuma. Sedangkan mereka yang memiliki harta tetapi juga ilmu, dapat menjaga harta nya tersebut agar tidak terbuang percuma bahkan harta nya bisa jadi bertambah.
Ali bin Abi Tholib radhiyallahu anhu berkata :
الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنْ الْمَالِ. الْعِلْمُ يَحْرُسُك، وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالِ. الْعِلْمُ حَاكِمٌ وَالْمَالُ مَحْكُومٌ عَلَيْهِ. مَاتَ خَزَّانُ الْأَمْوَالِ وَبَقِيَ خَزَّانُ الْعِلْمِ أَعْيَانُهُمْ مَفْقُودَةٌ، وَأَشْخَاصُهُمْ فِي الْقُلُوبِ مَوْجُودَةٌ
“Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu bisa menjagamu, sedangkan harta kamu yang menjaganya. Ilmu sebagai hakim sementara harta objek yang dihukumi. Penumpuk harta mati, sedangkan penghimpun ilmu tetap abadi, karena walaupun jasad mereka telah tiada, akantetapi kepribadian mereka tetap hidup dihati” (Adabud Dunya Wad Diin, Almawardi hal.48)


Apabila kita ingin hidup di akhirat nanti dengan senang yakni menempati surga, juga dengan ilmu. Sebab dengan ilmu, ibadah yang kita lakukan akan dapat diterima oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, orang yang terus menerus menuntut ilmu maka ia akan berakhir di surga.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
لَنْ يَشْبَعَ الْمُؤْمِنُ مِنْ خَيْرٍ يَسْمَعُهُ حَتَّى يَكُونَ مُنْتَهَاهُ الْجَنَّةَ
“Seorang mu’min tidak akan pernah merasa puasa terhadap kebaikan (ilmu) yang ia dengar sehingga perjalanannya berakhir di surga” (HR Tirmidzi : 2686, Jami’u bayanil ‘ilmi : 612)

Oleh sebab itu, janganlah menganggap enteng sehingga malas dalam berilmu. Sebab ilmu adalah anugerah dari Allah SWT kepada hamba-Nya yang berakal sehat. Adapun bagi mereka yang lalai maka anugerah tersebut tidak akan memberikannya manfaat dan pelajaran. Allah ta’ala berfirman:
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَايَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ
 “Allah menganugerahkan al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang al-Qur’an dan as-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi al-Hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (Al-Baqarah: 269).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar