Bersedekah
Assalamualaikum
Wr.Wb. Para pembaca setia blog islam for the world, pada kesempatan kali ini,
saya akan membahas mengenai sedekah.
Setiap rezki yang Allah berikan kepada
hamba-Nya tentu harus di syukuri. Seberapa pun nilai nya, besar ataupun kecil. Bersyukur
merupakan bukti kita sebagai hamba cinta dan ridha terhadap Allah SWT, Sang
Pemberi nikmat.
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku
ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku. (Q.S
Al-Baqarah: 152)
Salah satu bentuk syukur atas
nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita yakni dengan mensedekah kan sebagian
harta kita kepada yang berhak menerimanya.
"Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,. (yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji
atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui.Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan
surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya;
dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.. "Qs.Ali-
Imran 133-136
Ayat diatas menerangkan bahwa
salah satu ciri orang bertaqwa yang mendapat jaminan Surga ialah mereka yang mensedekahkan
hartanya. Sebagian orang berfikir, bahwa dengan bersedekah maka lama-kelamaan
harta yang ia peroleh akan habis. Sehinggabia mengurungkan niat untuk
bersedekah. Sebagian lagi berfikir, bahwa harta yang ia peroleh saja tidak
cukup untuk dirinya sendiri jadi bagaimana ia bisa bersedekah? Ia takut dengan
bersedekah ia akan semakin hidup kekurangan. Namun pemikiran seperti itu
sangatlah salah.
Meski cuma sedikit, yang terpenting adalah pemberian itu
diberikan dengan keikhlasan dan hanya mengharap ridho ilahi.
لِيُنْفِقْ
ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ۖ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا
آتَاهُ اللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْعَلُ
اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah
dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan
memberikan kelapangan sesudah kesempitan"(Q.S At-Thalaq : 7)
Tentunya kita sering mendengar kalimat “tangan diatas
lebih baik daripada tangan di bawah”
yang tak lain merupakan sebuah hadist. Maksud dari kalimat tersebut
adalah orang yang memberi lebih baik dibandingkan orang yang meminta-minta.
Dari Abdullah bin Umar ra bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
, bersabda : sedangkan beliau berkhutbah di atas mimbar. Beliau menganjurkan
sedekah dan melarang meminta-minta. "Tangan yang di atas lebih
baik daripada tangan yang dibawah. Tangan di atas adalah tangan pemberi
sementara tangan yang di bawah adalah tangan peminta-minta." (HR.
Muslim, hadits no. 1715).
Ayat
tersebut memerintahkan kita walau dengan keadaan yang sedikit untuk bersedekah,
apalagi jika harta kita berlebih.
Kita
tak perlu takut dengan mensedekahkan harta yang kita miliki, maka kita akan
menjadi miskin. Sebab setiap harta yang kita berikan akan diganti oleh Allah
SWT.
مَثَلُ
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ
أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ
يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh)
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah 261)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa
mereka yang menafkahkan harta nya di jalan Allah tidaklah berkurang harta
mereka, melainkan Allah SWT melipatgandakan nya. Oleh sebab itu, masihkah kita
berfirik bahwa dengan mensedekahkan harta kita maka kita akan menjadi miskin?
Lakukan lah sedekah dengan ikhlas,
mengharap ridho Allah SWT. Jangan mengharapkan balasan, sebab tanpa
mengharapkan balasan pun maka Allah SWT sudah mengganti harta yang kita
sedekahkan beserta pahala untuk kita. Terlebih lagi, jangan lah melakukan
sedekah dengan maksud pamer, ingin dipuji oleh orang lain. Sebab sedekah dengan
maksud seperti itu justru akan menghapus pahala sedekah kita.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ
كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ
فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا
كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah).
Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (Q.S Al-Baqarah : 264)
Selain menghapus pahala sedekah, orang yang mensedekahkan
hartanya dengan maksud pamer, dengan menyebutkan apa apa saja yang ia
sedekahkan, maka untuknya akan diberikan azab yang pedih.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
“ Ada
tiga golongan, yang tidak akan Allah ajak bicara pada hari kiamat, tidak akan
Allah lihat, dan tidak akan Allah sucikan, serta baginya adzab yang pedih.
Rasulullah mengulang sebanyak tiga kali. Abu Dzar bertanya : Siapa mereka wahai
Rasulullah ? Sabda beliau : Al musbil (lelaki yang menjulurkan pakaiannya
melebihi mata kaki, al mannaan (orang yang suka
menyebut-nyebut sedekah pemberian), dan pedagang yang
bersumpah dengan sumpah palsu” (H.R. Muslim:106)
Kemudian kepada siapakah kita
harus mensedekahkan harta kita? Seringkali kita bersedekah kepada orang lain,
tetapi kita lupa bersedekah dengan keluarga dan kerabat kita yang membutuhkan.
Hendaknya sedekah diberikan kepada keluarga dan kerabat terlebih dahulu baru
kepada mereka yang membutuhkan.
Jabir r.a meriwayatkan,
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda, “Jika salah seorang di antaramu miskin, hendaknya dimulai dengan
dirinya. Dan jika dalam itu ada kelebihan, barulah diberikan untuk keluarganya.
Lalu apabila ada kelebihan lagi, maka untuk kerabatnya,” atau sabdanya, “Untuk
yang ada hubungan kekeluargaan dengannya. Kemudian apabila masih ada kelebihan,
barulah untuk ini dan itu.” (HR. Ahmad dan Muslim)
Dengan bersedekah, Allah
menghapus dosa dosa yang telah kita lakukan. Oleh sebab itu ingat lah untuk
bersedekah dengan ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Terutama
apabila kita dalam kondisi mampu (berkecukupan) Jangan lah takut bahwa sedekah
akan mengurangi rezki kita.
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan
api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar