Bekal
Manusia
Manusia adalah makhluk yang Allah SWT
hidupkan dan kelak Allah yang akan mematikan nya. Allah SWT berfirman :
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ
وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ
إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya :
Mengapa kalian kafir kepada Allah, padahal kalian tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kalian, kemudian kalian dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya-lah kalian dikembalikan. (Q.S Al-Baqarah : 28)
Lalu
untuk apa manusia diciptakan oleh Allah?? Allah menciptakan manusia semata-mata
agar manusia beribadah kepada-Nya.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Artinya : Dan aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S Ad-Dzariyat
:56)
Kita tidak akan tau kapan kematian
akan menghampiri kita. Mereka yang tadinya tampak sehat-sehat saja bisa saja
menghadap kepada Allah SWT sang pencipta saat itu juga. Sebab kematian adalah
rahasia Allah SWT dan apabila kematian telah datang menghampiri, manusia tidak
akan bisa untuk menolaknya. Allah SWT berfirman :
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ
أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Artinya : Tiap-tiap umat mempunyai
batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Q.S
Al-A’raf :34)
Lalu apakah yang akan kita bawa saat mati nanti?? Apakah
harta yang selama ini kita cari? Sesungguhnya harta yang kita cari selama hidup
di dunia ini tidak akan menemani kita saat mati nanti. Rasulullah SAW bersabda :
“Ada tiga perkara yang mengiringi mayat. Yang dua kembali, sedangkan yang satu tetap tinggal bersamanya. Mayat diiringi keluarganya,hartanya, dan amalnya. Keluarganya, hartanya dan amalnya. Keuarga dan hartanya kembali . sedangkan amalnya tetap mengiringinya.” (HR.al-Bukhori dan Muslim)
“Ada tiga perkara yang mengiringi mayat. Yang dua kembali, sedangkan yang satu tetap tinggal bersamanya. Mayat diiringi keluarganya,hartanya, dan amalnya. Keluarganya, hartanya dan amalnya. Keuarga dan hartanya kembali . sedangkan amalnya tetap mengiringinya.” (HR.al-Bukhori dan Muslim)
Kita
bekerja hampir setiap hari, bercucur keringat, pulang malam hari hingga
terkadang melupakan kewajiban kita untuk beribadah kepada Allah SWT . padahal harta
yang kita cari bukan lah milik kita, melainkan milik ahli waris kita. Sebab
saat mati nanti, harta tidak akan dapat kita bawa ke akhirat nanti, dan
akhirnya kita tinggalkan harta yang kita cari selama di dunia ini kepada ahli
waris kita. Rasulullah Saw. Bersabda :
“Adakah diantara kalian yang lebih mencintai harta milik ahli warisnya dari pada hartanya sendiri? Para sahabat menjawab , “Tidak ada seorangpun kecuali lebih mencintai hartanya sendiri dari pada harta milik ahli warisnya!’ Beliau bersabda, “Sesungguhnya, hartanya adalah yang telah digunakannya, sedangkan harta milik ahli warisnya adalah yang belum digunkannya.” (HR. al-Bukhori)
“Adakah diantara kalian yang lebih mencintai harta milik ahli warisnya dari pada hartanya sendiri? Para sahabat menjawab , “Tidak ada seorangpun kecuali lebih mencintai hartanya sendiri dari pada harta milik ahli warisnya!’ Beliau bersabda, “Sesungguhnya, hartanya adalah yang telah digunakannya, sedangkan harta milik ahli warisnya adalah yang belum digunkannya.” (HR. al-Bukhori)
Namun bukan berarti, kita malah
menjadi malas dalam bekerja. sebab bekerja adalah perbuatan yang mulia. Dan
Allah memerintahkan hamba-Nya untuk bekerja, bukan untuk meminta-minta
Dari
Qabishah bin Mukhariq Al-Hilali radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Wahai Qabishah! Sesungguhnya meminta-minta
itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang: (1) seseorang yang
menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya,
kemudian berhenti, (2) seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan
hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan (3)
seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal
dari kaumnya mengatakan, ‘Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup,’ ia boleh
meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain untuk
ketiga hal itu, wahai Qabishah! Adalah haram, dan orang yang memakannya adalah
memakan yang haram.” (Shahih: HR. Muslim, Abu Dawud, Ahmad, an-Nasa-i, dan
selainnya).
Karena allah telah menjadikan bumi dan
isinya sebagai lading untuk penghidupan. Sehingga hendaknya manusia bekerja
untuk menghidupi dirinya. Allah SWT berfirman :
وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الْأَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ
ۗ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
Artinya : Sesungguhnya Kami telah
menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi
(sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (Q.S Al-A’raf :10)
Jadi, sebagai hamba Allah SWT,
jangan lah menjadikan bekerja sebagai alasan untuk kita lupa kepada-Nya.
Saat
mati lalu apakah bekal yang akan kita bawa nanti jika bukan harta yang selama
ini kita cari? Yakni taqwa. Allah
menyatakan di dalam firman-Nya:
وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰأُولِى الْأَلْبَابِ
Artinya:
“…..Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan
bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”. (Q.S. Al-Baqarah [2]:
197).
Bekal taqwa berupa menjalankan
perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Nya. Orang yang bertaqwa akan mendapat
surga sebagai jaminan nya.
لَٰكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نُزُلًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۗ وَمَا
عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ لِلْأَبْرَارِ
Artinya : Akan tetapi orang-orang
yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah)
dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang
yang berbakti. (Q.S Ali’-Imran : 198)
Saat
manusia telah menghadapi kematian, maka amalan nya akan terputus kecuali tiga
perkara. Oleh sebab itu hendak nya manusia selama hidupnya didunia perbanyak
amalan ibadah untuk bekalnya di akhirat nanti.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ
جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Artinya :Jika seseorang meninggal
dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah
jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR.
Muslim no. 1631)
Perbanyaklah amalan ibadah selama hidup
di dunia. Semua hal yang dilakukan manusia semasa hidupnya akan dihitung dan
dimintai pertanggungjawaban nya di akhirat nanti. Dunia adalah tempat untuk
beramal dan tidak diperhitungkan, sedamgkan akhirat nanti adalah tempat dimana
kita tidak lagi bisa beramal, melainkan tempat dimana amalan kita didunia
diperhitungkan. Sahabat yang mulia Ali
bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya
dunia telah pergi meninggalkan (kita) sedangkan akhirat telah datang di hadapan
(kita), dan masing-masing dari keduanya (dunia dan akhirat) memiliki pengagum,
maka jadilah kamu orang yang mengagumi/mencintai akhirat dan janganlah kamu
menjadi orang yang mengagumi dunia, karena sesungguhnya saat ini (waktunya)
beramal dan tidak ada perhitungan, adapun besok (di akhirat) adalah (saat)
perhitungan dan tidak ada (waktu lagi untuk) beramal.” (Diriwayatkan oleh Imam
Ahmad dalam Az Zuhd (hal. 130) dan dinukil oleh Imam Ibnu
Rajab Al Hambali dalam kitab beliau Jaami’ul ‘uluumi wal hikam (hal.
461)).
Jadikan lah akhirat sebagai tujuan kita, Sebab dunia ini
hanyalah kehidupan yang bersifat sementara. hadits dari Zaid bin
Tsabit radhiyallahu ‘anhu bahwasanya beliau berkata: Kami
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan
utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan
kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia
tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah
tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan
utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu
merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya
dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya
Imam
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam “Igaatsatul Lahfaan” berkata, “Orang yang mencintai dunia (secara
berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan): Kekalutan (fikiran) yang selalu
menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir . Hal ini
disebabkan saat manusia mendapatkan harta ia tidak akan pernah merasa puas
dengan apa yang suda didapatnya. Rasulullah SAW bersabda :
“Seandainya seorang manusia
memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (bercita-cita)
mencari lembah harta yang ketiga.” (HR. Bukhari & Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar