man jadda wa jadda
Kenapa harus
bersungguh-sungguh?
Jawabannya: Wajada. Supaya kita mendapatkan
apa yang kita inginkan. Allah yang menentukan segala sesuatu, tetapi kita
diwajibkan ikhtiar dan kesungguhan dalam ikhtiar diperlukan.
Diantara perintah kesungguhan:
·
Kesungguhan Dalam
Meraih Keridhaan
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh
untuk mencari keridhoan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan Kami” (QS. Al- Ankabut : 69)
Sebagai
seorang mulim/muslimah hendaknya hal pertama yang harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh adalah dalam mencari keridhaan Allah. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh,
Allah akan menunjukan jalan Nya
·
Kesungguhan Mengubah
Keadaan Diri
Sesungguhnya Allah tak
akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka
sendiri.
(Q.S. ar-Ra‘d : 11)
Jika
kita ingin merubah keaadan diri kita menjadi lebih baik , maka hal yang harus
dilakukan adalah berusaha dengan sungguh-sungguh. Yakin lah, bahwa setiap usaha
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil.
·
Kesungguhan Dalam
Mencari Nafkah
Rasululla Saw bersabda, “Sesungguhnya,
di antara perbuatan dosa, ada yang tidak dapat dihapus oleh (pahala) shalat,
sedekah, atau pun haji. Namun hanya dapat ditebus dengan kesungguhan dalam
mencari nafkah penghidupan.” (HR. Tabrani)
“Barang siapa pada malam hari
merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia
diampuni Allah.” (HR. Ahmad)
Kesungguhan
lain yang harus kita lakukan adalah kesungguhan dalam mencari nafkah, selain
mendapatkan rezeki yang belimpah, apabila kita bersungguh-sungguh dalam mencari
nafkah maka kita juga mendapatkan ampunan dari Allah. Luar biasa nikmat yang
didapat dari kesungguhan ini.
Man Jadda Wajada Belum Membumi Jika
Masih Berdalih
Jika kita masih
suka mengatakan “tapi” sebagai dalih tidak berusaha, artinya kita belum
bersungguh-sungguh. Setiap Masalah yang
terjadi, hendaknya dihadapi dengan percaya diri. Biasakan untuk berfikir
optimis, sehingga hasil positif akan mengikutinya.
Cara Membumikan Man Jadda Wajada
Jika sebelumnya
kita belum menerapkan Man Jadda Wa Jadda dalam hidup kita, maka langkah
selanjutnya ialah kita harus membumikan Man Jadda Wajada, bukan hanya pepatah
penghias dinding, tetapi harus menjadi bagian dari kehidupan kita.
- Bersungguh-sungguh. Dengan
bersungguh-sungguh, maka akan menghapus rasa malas dalam diri kita
- Mencari cara mengatasi
rintangan yang sedang dihadapi
- Berusaha melengkapi apa yang
menjadi kekurangan kita, sehingga tujuan besar kita akan tercapai
- Belajar melakukan hal yang
belum bisa kita lakukan
- Tidak mudah berhenti, terus
berfikir mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi.
Kunci Kesungguhan
Kunci
kesungguhan adalah ikhlas dan sabar.
Menurut Syaikh Mu’min Fathi
al-Haddad, dalam Kaifa Takhsya’u fi Shalatika wa tadfa’u min Wasawisika,
menyatakan bahwa, keikhlasan tidak akan sempurna tanpa adanya kesungguhan, dan
tiada kesungguhan tanpa adanya keikhlasan. Sedangkan kesungguhan dan keikhlasan
tidak akan dapat sempurna kecuali dengan kesabaran.
Ikhlas adalah niat karena Allah.
Jika sudah niat karena Allah, maka kita harus bersungguh-sungguh.. Maka
tanamkan dalam hati, bahwa kita berusaha karena dan untuk Allah.
Dan, dalam berusaha itu
seringkali kita dihapakan oleh halangan, cobaan, dalam waktu yang lama.
Disinilah, kesabaran mutlak diperlukan. Tidak ada kesungguhan tanpa kesabaran.
Jika ingin
mecapai apa yang kita inginkan maka selain bersungguh-sungguh dalam melakukan
segala sesuatu, hal lain yang harus dilakukan adalah percaya diri.
Beberapa kiat guna membangun
keyakinan diri :
1. Hargailah dirimu dengan wajar.
Jika kamu ingin dihargai oleh orang lain, maka terlebih dulu hargailah dirimu sendiri. Jangan merendah diri.
2. Ubahlah apa yang bisa kamu ubah,
tapi terimalah apa yang tidak bisa diubah.
3. Belajar bertanggung jawab
terhadap perilaku.
Bertanggung jawab lah terhadap
setiap perilaku mu, jangan mudah menyalahkan orang lain. Katakan salah jika
memang salah, katakan benar jika memang benar.
4. Bersikap positif terhadap kehidupan.
Berfikir
positif akan membantu memberikan hasil yang positif pada setiap masalah yang
sedang dihapi
5. Bacalah potensi diri.
Ketahuilah
potensi diri sendiri, sehingga memudahkan kita dalam menangani setiap malah
yang dihadapi.
6. Berani mengambil risiko.
Tidak
ada kesuksesan tanpa kegagalan. Tidak ada hasil tanpa sebuah resiko.
7. Bersikaplah realistis.
Hidup harus dijalani dengan apa
adanya sesuai kemampuan diri jangan terlalu ingin melebihi orang lain dengan
cara yang tidak baik. Jalani dengan doa dan usaha maka akan memperoleh yang
terbaik.
8. Jadikan keresahan sebagai kawan.
Banyak peristiwa atau saat-saat
dalam hidup yang membuat cemas / gelisah yang dapat
menimbulkan krisis kepercayaan diri. Ingatlah rasa cemas dan gelisah adalah “kawan” yaitu
desakan untuk beradaptasi dan berubah.
menimbulkan krisis kepercayaan diri. Ingatlah rasa cemas dan gelisah adalah “kawan” yaitu
desakan untuk beradaptasi dan berubah.
9. Tingkatkan iman kepada Allah
Rasa percaya diri yang kokoh harus
dibangun di atas fondasi yang kuat yaitu keimanan. Dan belajar bersyukur dalam
segala keadaan. Hati yang penuh dengan ucapan syukur akan
membuat hidup lebih ringan, pikiran lebih jernih dan perasaan lebih nyaman sehingga
mengendalikan perasaan bukan lagi beban yang berat
membuat hidup lebih ringan, pikiran lebih jernih dan perasaan lebih nyaman sehingga
mengendalikan perasaan bukan lagi beban yang berat
Implementasi Man Jadda Wa Jadda Dalam Diri
Saya
Setelah memberikan
beberapa informasi mengenai Man Jadda Wa Jadda, Berikut ini penerapan Man Jadda
Wa Jadda dalam diri saya.
Saya adalah siswi di
SMA Islam Al-Munir. Mulai dari kelas sepuluh saya berjuang mengalami kehidupan
yang cukup sulit terutama di bidang finansial keluarga saya. Awalnya untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi terlebih dalam yayasan yang
sama perjuangannya cukup besar, karena pada saat saya SMP (SMP Islam Al-Munir)
tunggakan SPP saya cukup banyak. Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.”
(Q.S. Al-Baqarah: 286).
Dengan menerapkan prinsip man jadda wa jadda dalam diri saya, serta dengan
bermodalkan keberanian dan tekad, saya memperjuangkan segala
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi agar saya bisa lanjut sekolah
dimana salah satu syarat bagi siswa/i yang kurang mampu agar mendapatkan
keringanan biaya masuk adalah mengurus Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
Setelah berhasil masuk
sekolah, bukan berarti saya bisa santai-santai atau senang-senang. Man Jadda Wa
Jadda. Saya harus bersungguh-sungguh, sehingga keingian saya dapat tercapai.
Bagaimana cara saya bersungguh-sungguh?
Saya harus belajar ekstra keras agar dapat berprestasi sehingga keringanan
biaya sekolah tersebut akan terus saya dapatkan. Saya harus belajar lebih giat
dibanding dengan teman saya yang lain. Saat ujian tiba, saya belajar
menggunakan buku catatan saya hingga malam hari. Kemudian saya datang lebih pagi ke sekolah untuk
meminjam buku paket teman saya. Dengan waktu yang sedikit, saya menghafal sisa
materi yang tidak terdapat pada buku catatan saya. Karena pada saat itu, saya
belum mampu untuk membeli buku paket. Apalagi pada saat kelas XII, saya hampir
saja tidak dapat mengikuti Ujian Nasional (UN) karena ternyata prestasi saja
tidak cukup jika tidak dibarengi dengan kelancaran administrasi. Namun hal itu
tidak membuat saya rendah diri dan putus asa untuk tetap bersekolah. Saya tetap
belajar dengan bersungguh-sungguh dan bertawakal kepada Allah. “Barang
siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan
memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa yang
bertawakkal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah
melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu kadarnya” (Q.S. Ath-Thalaq: 2-3).
Saya yakin Allah pasti menolong hamba-Nya yang kesusahan. Allah selalu
bersama hamba-Nya, itulah yang membuat saya selalu percaya diri dan selalu
berpikir positif terhadap apa yang akan terjadi kedepannya. Alhamdulillah
berkat pertolongan Allah beserta Orang Tua saya, saya dapat menjalani sekolah
saya sampai saya mengikuti UN.
Semester demi semester berlalu. Hasil
dari penerapan Man Jadda Wa Jadda saya dapatkan Alhamdulillah atas berkat
pertolongan Allah S.W.T, serta kesungguhan dalam belajar dan berusaha, saya
mendapatkan peringkat pada saat UTS dan UAS dimana saya mendapatkan peringkat
satu ataupun peringkat dua. Akhirnya pendidikan saya di tingkat Sekolah
Menengah Atas mencapai ujungnya, dan Alhamdulillah juga hasil yang saya raih
dalam UN baik.
Setelah lulus UN, saya
mulai sibuk mencari-cari Universitas yang akan saya tempati untuk jenjang
pendidikan saya berikutnya. Meskipun biaya kuliah nanti belum jelas, namun saya
yakin pertolongan Allah selalu ada. “Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah: 5-6).
Dalam hal ini saya bisa
membuktikan bahwa dengan kesungguhan hati disertai dengan tawakal, segala
sesatu nya bisa saya dapatkan. Saya ingin melanjutkan kuliah, tetapi saya tak
memiliki cukup dana untuk memenuhi keinginan saya tersebut. Akan tetapi, saya tidak
menyerah begitu saja. Saya selalu berpikir positif bahwa siapa yang
bersungguh-sungguh pasti akan dapat. Man jadda wa jadda. Mungkin untuk tahun
ini saya belum diberi kesempatan oleh Allah untuk melanjutkan kuliah. Namun
saya yakin Allah pasti akan menolong hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.
Allah SWT berfirman, “Dan apabila
hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu” (Q.S
Al-aqarah: 186)
Kekuatan Man jadda wa
jadda ini sampai sekarang sudah menjadi kekuatan tersembunyi yang menggerakan
bagi saya. Sebuah makna mendalam yang menuntun meraih cita-cita. Sebuah kata,
yang makna nya cukup mencerahkan. Mengajak saya untuk berpacu dalam ikhtiar, bukan
berpangku tangan dan menunggu. Bahwa ikhtiar adalah jalan yang harus ditempuh
jika ingin berhasil. Kata Man jadda wa jadda menjadi obat dikala kantuk tiba.
Menjadi penyegar dikala bosan. Menjadi pengingat ketika malas mulai menyerang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar