Sabtu, 10 Maret 2018



 Bersedekah
            Assalamualaikum Wr.Wb. Para pembaca setia blog islam for the world, pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai sedekah.


Setiap rezki yang Allah berikan kepada hamba-Nya tentu harus di syukuri. Seberapa pun nilai nya, besar ataupun kecil. Bersyukur merupakan bukti kita sebagai hamba cinta dan ridha terhadap Allah SWT, Sang Pemberi nikmat.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Q.S Al-Baqarah: 152)

Salah satu bentuk syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita yakni dengan mensedekah kan sebagian harta kita kepada yang berhak menerimanya.

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.. "Qs.Ali- Imran 133-136

Ayat diatas menerangkan bahwa salah satu ciri orang bertaqwa yang mendapat jaminan Surga ialah mereka yang mensedekahkan hartanya. Sebagian orang berfikir, bahwa dengan bersedekah maka lama-kelamaan harta yang ia peroleh akan habis. Sehinggabia mengurungkan niat untuk bersedekah. Sebagian lagi berfikir, bahwa harta yang ia peroleh saja tidak cukup untuk dirinya sendiri jadi bagaimana ia bisa bersedekah? Ia takut dengan bersedekah ia akan semakin hidup kekurangan. Namun pemikiran seperti itu sangatlah salah.
Meski cuma sedikit, yang terpenting adalah pemberian itu diberikan dengan keikhlasan dan hanya mengharap ridho ilahi.
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ۖ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan"(Q.S At-Thalaq : 7)
Tentunya kita sering mendengar kalimat “tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah”  yang tak lain merupakan sebuah hadist. Maksud dari kalimat tersebut adalah orang yang memberi lebih baik dibandingkan orang yang meminta-minta.

Dari Abdullah bin Umar ra bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , bersabda : sedangkan beliau berkhutbah di atas mimbar. Beliau menganjurkan sedekah dan melarang meminta-minta. "Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang dibawah. Tangan di atas adalah tangan pemberi sementara tangan yang di bawah adalah tangan peminta-minta." (HR. Muslim, hadits no. 1715).

Ayat tersebut memerintahkan kita walau dengan keadaan yang sedikit untuk bersedekah, apalagi jika harta kita berlebih.
Kita tak perlu takut dengan mensedekahkan harta yang kita miliki, maka kita akan menjadi miskin. Sebab setiap harta yang kita berikan akan diganti oleh Allah SWT.
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah 261)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mereka yang menafkahkan harta nya di jalan Allah tidaklah berkurang harta mereka, melainkan Allah SWT melipatgandakan nya. Oleh sebab itu, masihkah kita berfirik bahwa dengan mensedekahkan harta kita maka kita akan menjadi miskin?
Lakukan lah sedekah dengan ikhlas, mengharap ridho Allah SWT. Jangan mengharapkan balasan, sebab tanpa mengharapkan balasan pun maka Allah SWT sudah mengganti harta yang kita sedekahkan beserta pahala untuk kita. Terlebih lagi, jangan lah melakukan sedekah dengan maksud pamer, ingin dipuji oleh orang lain. Sebab sedekah dengan maksud seperti itu justru akan menghapus pahala sedekah kita.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (Q.S Al-Baqarah : 264)

Selain menghapus pahala sedekah, orang yang mensedekahkan hartanya dengan maksud pamer, dengan menyebutkan apa apa saja yang ia sedekahkan, maka untuknya akan diberikan azab yang pedih.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda :
 “ Ada tiga golongan, yang tidak akan Allah ajak bicara pada hari kiamat, tidak akan Allah lihat, dan tidak akan Allah sucikan, serta baginya adzab yang pedih. Rasulullah mengulang sebanyak tiga kali. Abu Dzar bertanya : Siapa mereka wahai Rasulullah ? Sabda beliau : Al musbil (lelaki yang menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki, al mannaan (orang yang suka menyebut-nyebut sedekah pemberian), dan pedagang yang bersumpah dengan sumpah palsu” (H.R. Muslim:106)

Kemudian kepada siapakah kita harus mensedekahkan harta kita? Seringkali kita bersedekah kepada orang lain, tetapi kita lupa bersedekah dengan keluarga dan kerabat kita yang membutuhkan. Hendaknya sedekah diberikan kepada keluarga dan kerabat terlebih dahulu baru kepada mereka yang membutuhkan.
Jabir r.a meriwayatkan, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda, “Jika salah seorang di antaramu miskin, hendaknya dimulai dengan dirinya. Dan jika dalam itu ada kelebihan, barulah diberikan untuk keluarganya. Lalu apabila ada kelebihan lagi, maka untuk kerabatnya,” atau sabdanya, “Untuk yang ada hubungan kekeluargaan dengannya. Kemudian apabila masih ada kelebihan, barulah untuk ini dan itu.” (HR. Ahmad dan Muslim)


Dengan bersedekah, Allah menghapus dosa dosa yang telah kita lakukan. Oleh sebab itu ingat lah untuk bersedekah dengan ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Terutama apabila kita dalam kondisi mampu (berkecukupan) Jangan lah takut bahwa sedekah akan mengurangi rezki kita.

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)