Ilmu
yang Seringkali Diabaikan
عْنْ اَنَسٍ اِبْنُ مَالِكٍ قَلَ قَالَ رَسُوْل الله صلى الله عليه
وسلـم طَلَبُ الْعِلْم فَرْيْضَةً عَلى كُلّ مُسْلِمٍ ووضِعً العِلْمِ
عِنْدَ غَيْرُأهْلِهِ كَمُقِلِّدِ الْخَنَا زِيْرِ لْجَوْهَرَولَلؤْلُؤَ
وَالذَّهَبَ
Artinya :
"Dari
Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib
bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti
orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas" (HR.Ibnu
Majah)
Setiap perbuatan yang kita
lakukan didunia ini, tidak akan lepas dari ilmu. Segala aktifitas yang kita
lakukan setiap harinya didasarkan pada ilmu. Ilmu lebih berharga dibandingkan
harta. Tanpa ilmu, Harta yang kita cari sewaktu-waktu dapat hilang. Tetapi
dengan ilmu, kita dapat mendatangkan dan mempertahankan harta. lmu merupakan
bekal setiap manusia dari mulai dia lahir sampai dia tiada. semua orang
membutuhkan ilmu. Kita dapat membaca, menulis semua karena ilmu. penting untuk
kita menuntut ilmu. Dengan menuntut ilmu, kita dapat membedakani apa yang benar
dan apa yang salah. Dengan menuntut ilmu segala hal yang kita lakukan dapat
bermanfaat tak hanya untuk diri kita sendiri melainkan juga untuk orang lain.
Ilmu tak hanya penting untuk kegiatan duniawi, ilmu juga penting dalam kegiatan
kita untuk beribadah kepada Allah SWT. Oleh sebab itu, menuntut dan memperdalam
ilmu agama itu juga penting selain ilmu
pengetahuan, namun seringkali ilmu agama kita abaikan. Mengapa penting? Dengan
memperdalam ilmu agama, kita dapat mengetahui hal - hal yang dilarang oleh
Allah SWT. dengan ilmu agama kita dapat menghindari kesalahan-kesalahan dalam
beribadah yang akan berdampak tidak diterimanya ibadah kita oleh Allah SWT.
Allah
menganugerahkan ilmu kepada orang-orang yang berakal. Tanpa ilmu atau pemahan,
segala perkara tidak akan berjalan dengan baik. Oleh sebab itu ilmu merupakan
anugerah bagi orang-orang yang berakal. Allah SWT berfirman :
يُؤْتِي
الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا
كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya : Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang
Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang
dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan
hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman
Allah). (Q.S Al-Baqarah)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Orang yang beramal tanpa ilmu bagai orang yang berjalan
tanpa ada penuntun. Sudah dimaklumi bahwa orang yang berjalan tanpa penuntun
tadi akan mendapatkan kesulitan dan sulit bisa selamat. Taruhlah ia bisa
selamat, namun itu jarang. Menurut orang yang berakal, ia tetap saja tidak
dipuji bahkan dapat celaan.”
Amalan tanpa ilmu jelas kurang
afdhal.karna amalan yang disertai ilmu pahalanya berlipat ganda seperti yang
telah ditutrkan nabi Muhammad SAW. Begitupun sebaliknya ilmu tapan sebuah
pengamalan tidak berkah baginya.Sebab ilmu harus diimplimentasikan dalam kehidupan.Sebagai
maqolah berikut:
“Al ilmu bila ‘amalin kassyajari bila tsamarin”
ilmu tanpa amalan layaknya pohon yang tak berbuah.
”Barang
siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan
barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki
ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”.
(HR. Turmudzi).
Kehidupan duniawi
tidak akan mampu kita raih tanpa sebuah ilmu, Sebab dengan ilmu kita bisa meraih kesuksesan.
Dengan ilmu kita bisa menjalajahi cakrawala kehidupan dunia. Begitu pula dengan kehidupan akhirat yang dapat kita raih
dengan adanya ilmu. Sebab, dengan ilmu kita dapat memilah mana yang haq mana
yang bathil. ilmu yang akan mendominasi kehidupan kita baik haliyah
maupun qauliyah.
Lantas bagaimana dengan kehidupan
akhirat? Iya,kehidupan akhirat juga tidak terlepas dari ilmu.dimana ilmu
akhirat berperan sebagai hukum vertical anatara hamba dengan sang khaliq.Bahkan bisa saja hukum duniawi
berasaskan hukum ilmu akhirat seperti yang terjadi ditimur tengah sana .Jadi,dapat
disimpulkan bahwa ilmu dunia ialah ilmu yang mengatur interaksi hamba dengan
kehidupan sosialnya sedangkan ilmu akhirat ialah hukum-hukum yang berhubungan
dengan pencipta baik kaifiyah(tata cara) etika dan sebagainya.
Orang
yang berilmu akan bahagia baik di dunia maupun di akhiratnya kelak. Tapi kebanyakan
dari kita pandai dalam pengetahuan dunia, sedangkan untuk kehidupan di akhirat
kita lalai. Alangkah baiknya jika dalam mempelajari ilmu pengetahuan dunia,
kita juga mempelajari ilmu agama. Sebab dengan memperdalam ilmu agama, maka
segala hal yang kita lakukan akan sesuai dengan perintah Allah SWT. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ اللهَ تَعَالىَ يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا
جَاهِلٍ بِالْآخِرَة
“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam
urusan dunia namun bodoh dalam perkara akherat”.(HR. Al-Hakim ,dishahihkan oleh al-Albani).
Kemudian Allah SWT juga
berfirman dalam surah ar-Ruum ayat 7 :
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الآخِرَةِ
هُمْ غَافِلُونَ
“Mereka hanya mengetahui yang
lahir (nampak) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat
adalah lalai.” (QS. ar-Ruum: 7).
Ilmu sangat
bermanfaat tak hanya didunia, tetapi juga sebagai bekal diakhirat kelak. Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ
الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ
وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia,
maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu
yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Maksud kandungan dalam hadist diatas ialah hanya
ada tiga perkara yang bisa menyelamatkan kita kelak di Alam Barzah, yaitu : Sedekah
jariyah (sedekah yang mengalir), dan anak sholeh yang mendoakan nya serta ilmu
yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat ialah ilmu yang diamalkan dalam kebaikan serta
di ajarkan pada orang lain, sehingga orang tersebut mendapatkan pahala dari
pengamalan ilmu nya.
Berikut adalah hadist yang menjelaskan keutamaan orang yang berilmu (agama) dan mendakwahkan ilmunya.
Berikut adalah hadist yang menjelaskan keutamaan orang yang berilmu (agama) dan mendakwahkan ilmunya.
Dari Abu Musa, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Permisalan petunjuk dan ilmu yang
Allah mengutusku dengannya adalah bagai ghaits (hujan yang bermanfaat) yang
mengenai tanah. Maka ada tanah yang baik, yang bisa menyerap air sehingga
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Di antaranya juga ada
tanah yang ajadib (tanah yang bisa menampung air, namun tidak bisa menyerap ke
dalamnya), maka dengan genangan air tersebut Allah memberi manfaat untuk banyak
orang, sehingga manusia dapat mengambil air minum dari tanah ini. Lalu manusia
dapat memberi minum untuk hewan ternaknya, dan manusia dapat mengairi tanah
pertaniannya. Jenis tanah ketiga adalah tanah qi’an (tanah yang tidak
bisa menampung dan tidak bisa menyerap air). Inilah permisalan orang yang
memahami agama Allah, bermanfaat baginya ajaran yang Allah mengutusku untuk
membawanya. Dia mengetahui ajaran Allah dan dia mengajarkan kepada orang lain.
Dan demikianlah orang yang
tidak mengangkat kepalanya terhadap wahyu, dia tidak
mau menerima petunjuk yang Allah mengutusku untuk membawanya.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar