Kamis, 07 Desember 2017

                                                Ilmu yang Seringkali Diabaikan


عْنْ اَنَسٍ اِبْنُ مَالِكٍ قَلَ قَالَ رَسُوْل الله صلى الله عليه وسلـم  طَلَبُ الْعِلْم فَرْيْضَةً عَلى كُلّ مُسْلِمٍ ووضِعً العِلْمِ عِنْدَ غَيْرُأهْلِهِ كَمُقِلِّدِ الْخَنَا زِيْرِ لْجَوْهَرَولَلؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ
Artinya  :
"Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas" (HR.Ibnu Majah)

Setiap perbuatan yang kita lakukan didunia ini, tidak akan lepas dari ilmu. Segala aktifitas yang kita lakukan setiap harinya didasarkan pada ilmu. Ilmu lebih berharga dibandingkan harta. Tanpa ilmu, Harta yang kita cari sewaktu-waktu dapat hilang. Tetapi dengan ilmu, kita dapat mendatangkan dan mempertahankan harta. lmu merupakan bekal setiap manusia dari mulai dia lahir sampai dia tiada. semua orang membutuhkan ilmu. Kita dapat membaca, menulis semua karena ilmu. penting untuk kita menuntut ilmu. Dengan menuntut ilmu, kita dapat membedakani apa yang benar dan apa yang salah. Dengan menuntut ilmu segala hal yang kita lakukan dapat bermanfaat tak hanya untuk diri kita sendiri melainkan juga untuk orang lain. Ilmu tak hanya penting untuk kegiatan duniawi, ilmu juga penting dalam kegiatan kita untuk beribadah kepada Allah SWT. Oleh sebab itu, menuntut dan memperdalam ilmu agama itu  juga penting selain ilmu pengetahuan, namun seringkali ilmu agama kita abaikan. Mengapa penting? Dengan memperdalam ilmu agama, kita dapat mengetahui hal - hal yang dilarang oleh Allah SWT. dengan ilmu agama kita dapat menghindari kesalahan-kesalahan dalam beribadah yang akan berdampak tidak diterimanya ibadah kita oleh Allah SWT.


            Allah menganugerahkan ilmu kepada orang-orang yang berakal. Tanpa ilmu atau pemahan, segala perkara tidak akan berjalan dengan baik. Oleh sebab itu ilmu merupakan anugerah bagi orang-orang yang berakal. Allah SWT berfirman :

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya : Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (Q.S Al-Baqarah)

 Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Orang yang beramal tanpa ilmu bagai orang yang berjalan tanpa ada penuntun. Sudah dimaklumi bahwa orang yang berjalan tanpa penuntun tadi akan mendapatkan kesulitan dan sulit bisa selamat. Taruhlah ia bisa selamat, namun itu jarang. Menurut orang yang berakal, ia tetap saja tidak dipuji bahkan dapat celaan.”
            Amalan tanpa ilmu jelas kurang afdhal.karna amalan yang disertai ilmu pahalanya berlipat ganda seperti yang telah ditutrkan nabi Muhammad SAW. Begitupun sebaliknya ilmu tapan sebuah pengamalan tidak berkah baginya.Sebab ilmu harus diimplimentasikan dalam kehidupan.Sebagai maqolah berikut:
“Al ilmu bila ‘amalin kassyajari bila tsamarin”
ilmu tanpa amalan layaknya pohon yang tak berbuah.

”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi).
            Kehidupan duniawi tidak akan mampu kita raih tanpa sebuah ilmu, Sebab dengan ilmu  kita bisa meraih kesuksesan. Dengan ilmu kita bisa menjalajahi cakrawala kehidupan dunia. Begitu pula dengan kehidupan akhirat yang dapat kita raih dengan adanya ilmu. Sebab, dengan ilmu kita dapat memilah mana yang haq mana yang bathil. ilmu yang akan mendominasi kehidupan kita baik haliyah maupun qauliyah.
Lantas bagaimana dengan kehidupan akhirat? Iya,kehidupan akhirat juga tidak terlepas dari ilmu.dimana ilmu akhirat berperan sebagai hukum vertical anatara hamba  dengan sang khaliq.Bahkan bisa saja hukum duniawi berasaskan hukum ilmu akhirat seperti yang terjadi ditimur tengah sana .Jadi,dapat disimpulkan bahwa ilmu dunia ialah ilmu yang mengatur interaksi hamba dengan kehidupan sosialnya sedangkan ilmu akhirat ialah hukum-hukum yang berhubungan dengan pencipta baik kaifiyah(tata cara) etika dan sebagainya.

            Orang yang berilmu akan bahagia baik di dunia maupun di akhiratnya kelak. Tapi kebanyakan dari kita pandai dalam pengetahuan dunia, sedangkan untuk kehidupan di akhirat kita lalai. Alangkah baiknya jika dalam mempelajari ilmu pengetahuan dunia, kita juga mempelajari ilmu agama. Sebab dengan memperdalam ilmu agama, maka segala hal yang kita lakukan akan sesuai dengan perintah Allah SWT. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ اللهَ تَعَالىَ يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِالْآخِرَة
“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam perkara akherat”.(HR. Al-Hakim ,dishahihkan oleh al-Albani).

 Kemudian Allah SWT juga berfirman dalam surah ar-Ruum ayat 7 :

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
Mereka hanya mengetahui yang lahir (nampak) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. ar-Ruum: 7).

            Ilmu sangat bermanfaat tak hanya didunia, tetapi juga sebagai bekal diakhirat kelak. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Maksud kandungan dalam hadist diatas ialah hanya ada tiga perkara yang bisa menyelamatkan kita kelak di Alam Barzah, yaitu : Sedekah jariyah (sedekah yang mengalir), dan anak sholeh yang mendoakan nya serta ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat ialah ilmu yang diamalkan dalam kebaikan serta di ajarkan pada orang lain, sehingga orang tersebut mendapatkan pahala dari pengamalan ilmu nya.
            Berikut adalah   hadist yang menjelaskan keutamaan orang yang berilmu (agama) dan mendakwahkan ilmunya.
Dari Abu Musa, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya adalah bagai ghaits (hujan yang bermanfaat) yang mengenai tanah. Maka ada tanah yang baik, yang bisa menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Di antaranya juga ada tanah yang ajadib (tanah yang bisa menampung air, namun tidak bisa menyerap ke dalamnya), maka dengan genangan air tersebut Allah memberi manfaat untuk banyak orang, sehingga manusia dapat mengambil air minum dari tanah ini. Lalu manusia dapat memberi minum untuk hewan ternaknya, dan manusia dapat mengairi tanah pertaniannya. Jenis tanah ketiga adalah  tanah qi’an (tanah yang tidak bisa menampung dan tidak bisa menyerap air). Inilah permisalan orang yang memahami agama Allah, bermanfaat baginya ajaran yang Allah mengutusku untuk membawanya. Dia mengetahui ajaran Allah dan dia mengajarkan kepada orang lain. Dan demikianlah orang yang
tidak mengangkat kepalanya terhadap wahyu, dia tidak mau menerima petunjuk yang Allah mengutusku untuk membawanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar