Rabu, 08 Agustus 2018

Hakikat Sabar



Sabar merupakan kata yang mudah untuk diucap tetapi sulit untuk dilakukan. Namun hanya karena sulit, bukan berarti tak bisa kita lakukan. Apa sih sabar itu? Sabar sendiri memiliki arti menerima dan menahan segala emosi atau lebih mudah nya adalah sikap tidak mengeluh. Mengapa kita harus sabar? Sebab sabar dan sholat merupakan penolong bagi umat muslim untuk mengatasi semua masalah. Allah SWT berfirman :  
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ 
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' (Q.S Al-baqarah : 45) 
Lalu kenapa sih sebenar nya kita sulit untuk sabar? Pertama, salah satu perkara yang menyebabkan sulit nya seseorang untuk bersabar yakni karena sikap suudzon kita terhadap Alllah SWT. Saat kita ditimpa musibah kita mengeluh dan beranggapan bahwa Allah memberikan cobaan kepada kita karena ia tak sayang dengan kita.
 Dari Suhaib r.a., bahwa Rasulullah Sollalohu Allaihi Wassalam bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim) 
Kedua, sikap sabar sulit dilakukan karena kita tidak menyadari bahwa setiap kejahatan yang kita terima akan mendapatkan balasan nyaBegitupun dengan kejahatan yang kita lakukan. Sehingga seringkali ketika kita dihadapkan dengan situasi dimana diri kita disakiti oleh orang lain, bukanya bersabar, kita cenderung ingin membalas dendam. Allah SWT berfirman :  
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ 
(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Q.S Luqman : 16) 

Ketiga, sabar sulit dilakukan karena kita tidak menyadari bahwasannya manusia memang diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan susah payah. Sehingga kita seringkali menganggap bahwa diri kita sudah ‘cukup' sabar tapi mengapa masih dihadapkan dengan keadaan yang sulit? Allah SWT berfirman  
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ 
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Q.S Al-balad : 4) 
Sikap sabar sendiri bermacam-macam. Salah satunya adalah sabar ketika disakiti oleh orang lain. Terkadamg ketika kita dizolimi oleh orang lain, muncul sikap ingin membalas perbuatan orang tersebut. Sebenarnya apa yang kita dapat saat membalas perbuatan orang tersebut? Yang kita dapat 2 hal, yakni rasa puas namun tak hanya itu, kita juga akan mendapat kan dosa atas kejahatan yang kita lakukan. Sehingga apabila kita sadar, maka rasa puas itu akan berubahvmenjadi rasa penyesalan. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya membalas kejahatan orang lain kepada dirikita dengan kejahatan lagi, hanya akan mendatangkan kerugian bagi diri kita. Lalu bagaimana kah seharusnya kita bersikap saat dihadapkan sengan situasi seperti ini? Jawaban nya yakni bersabar. Allah SWT berfirman : 
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.  Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar." (QS. Fushshilat: 34-35) 
Tak jarang kita berfikir bahawa sikap sabar akan menjadikan derajat kita rendah. Ini adalah pemikiran yang salah. Sebab Allah meninggikan derajat hamba-hambaNya yang bersabar. Allah SWT berfirman : 
أُولَٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا 
Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya (Q.S. Furqon : 75) 
Sabar juga bukan berarti kita lemah. Justru mereka yang sabar adalah mereka yang kuat. Mereka kuat menahan amarahnya. Sabar bukan berarti kita kalah, justru sabar itu menjadikan kita menang melawan godaan syaitan untuk membalas dendam. 
‘sabar itu ada batasnya' apakah benar demikian? Mengapa kita memberika batasan kepada sikap sabar, sedangkan pahala yang kita terina dari sabar terebut tidak berbatas? Allah SWT berfirman : 
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ 
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Q.S Az-zumar : 10) 
Kemudian apabila sabar menurut kita sudah sampai pada batasnya, lantas apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan kembali menjadi suudzon kepada Allah, kemudian membalaskan dendam kita kepada mereka yang menzalimi kita? Bukan kah itu berarti selama ini kita bukanlah bersikap sabar melainkan “menunggu” waktu yang tepat untuk melakukan pembalasan? Yakni waktu dimana kita anggap kita sudah “cukup” bersabar.  Sehingga apabila kita sudah bersabar namun tetap dihadapkan  dengan ujian, jangan malah menjadikan kita menghilangkan sikap sabar kita. Sebab Allah SWT sedang menguji kita apakah kita termasuk kedalam orang-orang yang senantiasa bersabar. Allah SWT berfiman : 
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ 
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. (Q.S Muhammad :31)