Sabar merupakan kata yang mudah untuk
diucap tetapi sulit untuk dilakukan. Namun hanya karena
sulit, bukan berarti tak bisa kita lakukan. Apa sih sabar itu? Sabar
sendiri memiliki arti menerima dan menahan segala emosi atau lebih
mudah nya adalah sikap tidak
mengeluh. Mengapa kita harus sabar? Sebab sabar dan sholat merupakan
penolong bagi umat muslim untuk mengatasi semua masalah. Allah
SWT berfirman :
وَاسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu' (Q.S Al-baqarah : 45)
Lalu kenapa sih sebenar nya kita sulit
untuk sabar? Pertama, salah satu perkara yang menyebabkan sulit nya seseorang
untuk bersabar yakni karena sikap suudzon kita
terhadap Alllah SWT. Saat kita ditimpa musibah kita mengeluh dan
beranggapan bahwa Allah memberikan cobaan kepada kita karena ia tak sayang
dengan kita.
Dari Suhaib r.a., bahwa
Rasulullah Sollalohu Allaihi Wassalam bersabda,
“Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya
adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali
hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur,
karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan
jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal
tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim)
Kedua, sikap sabar sulit dilakukan
karena kita tidak menyadari bahwa setiap kejahatan yang kita
terima akan mendapatkan balasan nya. Begitupun dengan
kejahatan yang kita lakukan. Sehingga seringkali ketika
kita dihadapkan dengan situasi dimana diri kita
disakiti oleh orang lain, bukanya bersabar, kita cenderung ingin membalas
dendam. Allah SWT berfirman :
يَا بُنَيَّ
إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ
فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ
لَطِيفٌ خَبِيرٌ
(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya
jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di
langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Q.S Luqman : 16)
Ketiga, sabar sulit dilakukan karena kita
tidak menyadari bahwasannya manusia memang diciptakan
oleh Allah SWT dalam keadaan susah payah. Sehingga kita seringkali menganggap
bahwa diri kita sudah ‘cukup' sabar tapi mengapa masih dihadapkan dengan keadaan
yang sulit? Allah SWT berfirman
لَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada
dalam susah payah. (Q.S Al-balad : 4)
Sikap sabar sendiri
bermacam-macam. Salah satunya adalah sabar ketika disakiti oleh orang
lain. Terkadamg ketika kita dizolimi oleh orang
lain, muncul sikap ingin membalas perbuatan orang tersebut. Sebenarnya apa
yang kita dapat saat membalas perbuatan orang tersebut? Yang kita dapat 2
hal, yakni rasa puas namun tak hanya itu, kita juga akan mendapat kan dosa
atas kejahatan yang kita lakukan. Sehingga apabila kita sadar, maka rasa
puas itu akan berubahvmenjadi rasa
penyesalan. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya membalas kejahatan orang
lain kepada dirikita dengan kejahatan lagi, hanya akan mendatangkan
kerugian bagi diri kita. Lalu bagaimana kah seharusnya
kita bersikap saat dihadapkan sengan situasi
seperti ini? Jawaban nya yakni
bersabar. Allah SWT berfirman :
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.
Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang
antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang
sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang
yang mempunyai keberuntungan yang besar." (QS. Fushshilat: 34-35)
Tak jarang kita berfikir bahawa sikap
sabar akan menjadikan derajat kita rendah. Ini adalah pemikiran yang salah.
Sebab Allah meninggikan derajat hamba-hambaNya yang bersabar. Allah
SWT berfirman :
أُولَٰئِكَ يُجْزَوْنَ
الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا
Mereka
itulah orang yang dibalasi dengan
martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut
dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya (Q.S. Furqon : 75)
Sabar
juga bukan berarti kita lemah. Justru mereka yang sabar adalah mereka yang
kuat. Mereka kuat menahan amarahnya. Sabar bukan berarti kita kalah,
justru sabar itu menjadikan kita menang melawan godaan syaitan untuk
membalas dendam.
‘sabar
itu ada batasnya' apakah benar demikian? Mengapa kita memberika
batasan kepada sikap sabar, sedangkan pahala yang kita terina dari sabar
terebut tidak berbatas? Allah SWT berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا
حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ
أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu".
Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah
itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Q.S Az-zumar : 10)
Kemudian
apabila sabar menurut kita sudah sampai pada batasnya, lantas apa yang akan
kita lakukan? Apakah kita akan kembali menjadi suudzon kepada
Allah, kemudian membalaskan dendam kita kepada mereka yang menzalimi kita?
Bukan kah itu berarti selama ini kita bukanlah bersikap sabar melainkan
“menunggu” waktu yang tepat untuk melakukan pembalasan? Yakni waktu dimana
kita anggap kita sudah “cukup” bersabar. Sehingga
apabila kita sudah bersabar namun tetap dihadapkan dengan ujian, jangan malah
menjadikan kita menghilangkan sikap sabar kita. Sebab Allah SWT
sedang menguji kita apakah kita termasuk kedalam orang-orang yang
senantiasa bersabar. Allah SWT berfiman :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
Dan sesungguhnya Kami
benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad
dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal
ihwalmu. (Q.S Muhammad :31)