BERBURUK
SANGKA TERHADAP ALLAH SWT
Setiap
manusia tentu akan menghadapi permasalahan dalam hidupnya. Setiap manusia
berbeda pula sikap dalam menghadapi setiap permasalahan hidupnya. Sebagian dari
umat manusia terkadang mengeluh akan cobaan yang ia hadapi. Sebagian nya lagi
tak pernah mengeluh dan selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan
kepadanya.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ
“Sesungguhnya Kami telah jadikan manusia sentiasa dalam
keadaan menghadapi kesulitan dan kesukaran (jasmani dan rohaninya) (Q.S
Al-BAlad : 4)
Saat tertimpa
musibah, apabila kita terus mengeluh maka segala cobaan yang kita hadapi akan
terasa semakin berat, sebab kita hanya sibuk mengeluh, dan mengeluh, sehingga
pikiran semakin menumpuk tanpa memikirkan solusi dari permasalahan tersebut.
Ketahuilah bahwa setiap cobaan yang kita hadapi adalah bentuk
ujian dari Allah SWT untuk mengetahui seberapa besar keimanan kita. Orang yang
beriman tentu tidak akan mengeluh saat
tertima musibah, ia akan senantiasa sabar, bersyukur dan bertawakal kepada
Allah SWT.
أَحَسِبَ
النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (1)
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ
فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ(2)
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak
diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum
mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Q.S Al-Ankabut : 2-3)
Setiap
cobaan yang Allah SWT berikan untuk hamba-Nya, tentu tidak akan melebihi batas kemampuan kita. Sebab
Allah SWT maha mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ
وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“…..Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal
ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S
Al-Baqarah : 216)
Oleh sebab
itu jangan lah kita berburuk sangka terhadap Allah SWT dengan mengatakan bahwa
Allah SWT tak sayang terhadap kita, hamba-Nya, karena memberi cobaan yang
menurut kita diluar batas kemampuan kita.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا
مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ
نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا
حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا
طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ
مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami
beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (Q.S
Al-Baqarah : 286)
Saat
kita dihadapkan oleh musibah, seringkali kita berfikir Allah SWT tidak adil dan
tidak sayang terhadap kita. Apabila kita berfikir demikian, maka sama saja kita
telah menggaggap remeh Allah SWT sebab merasa bahwa Allah SWT tidak mengetahui
batas kemampuan diri hamba-Nya. Cobaan yang Allah SWT berikan kepada kita,
jangan lah kita anggap karena Allah SWT tidak menyayangi kita. Sebab cobaan
yang Allah SWT berikan kepada kita adalah bukti cinta kasih-Nya terhadap
hamba-Nya.
“Besarnya
pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ’Azza wa
jalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar
maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka
Allah”.(HR. Tirmidzi).
Seringkali kita salah berpikir bahwa
mengimani takdir itu berarti pasrah tanpa melakukan segala bentuk usaha. Ingatlah
bahwa Allah SWT memerintahkan kita untuk mengimani takdir-Nya, selain itu,
Allah SWT juga memerintahkan kita untuk berusaha untuk merubah keadaan kita
sendiri.
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ
يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ
حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ
سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S
Ar-rad : 11)
Berusahalah sebaik mungkin untuk mencari
solusi dari setiap permasalahan yang kita hadapi. Jangan hanya pasrah menerima
tanpa melakukan sebuah usaha. Sebab Allah tidak menyukai hamba-Nya yang
bermalas-malasan. Apabila setelah
berusaha belum juga berhasil, maka jangan lah bersedih, sebab hal tersebut
sudah menjadi takdir dan ketentuan Allah SWT.
“Bersemangatlah dalam hal
yang bermanfaat bagimu. Dan minta tolonglah pada Allah dan janganlah malas.
Apabila kamu tertimpa sesuatu, Janganlah kamu berkata : ‘Seandainya aku berbuat
demikian, tentu tidak akan begini begitu’, tetapi katakanlah : ‘Qodarollahu wa
maa sya’a fa’al’ (ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat apa yang
telah dikehendakinya) karena ucapan “seandainya” akan membuka pintu setan”
(H.R. Muslim)
Yakin lah bahwa dibalik cobaan yang
Allah SWT berikan terhadap hamba-Nya ada kemudahan. Sehingga dengan pertolongan
dari Allah SWT, kita dapat menghadapi setiap permasalahan.
“Bukankah
Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah menghilangkan darimu
bebanmu? Yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutanmu.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain). Dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (QS.
Al- Insyirah :1-8)