Shalat adalah ibadah yang
wajib hukum nya dilaksanakan oleh kita sebagai umat muslim. Tetapi tak jarang
kita menjadikan sholat sebagai sebuah beban. Bahkan tak jarang kita
melalaikannya. Padahal shalat adalah amal yang pertamakali akan dihisab di hari
kiamat kelak.
Dari Abu Hurairah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ
القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ
وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ
قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ
؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ
عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ
ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِكَ
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab
pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan
keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan
merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala
mengatakan,’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’
Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang.
Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”
Mengapa kita sebagai makhluk ciptaan-Nya terlalu malas
atau bahkan sombong sehingga melupakan bahwa hanya Allah sang pencipta yang
Maha menolong hamba-Nya?? Tahukah kalian bahwa kita lah umat manusia yang
membutuhkan Allah SWT bukan sebaliknya.
Allah SWT berfirman :
يُولِجُ
اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأجَلٍ مُسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ
الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
(١٣) إِنْ تَدْعُوهُمْ لا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا
اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلا
يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ (١٤)يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ
إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (١٥
Artinya :
13. Dia memasukkan malam ke dalam siang dan
memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian
itulah Allah Tuhanmu, milik-Nyalah segala kerajaan. Dan orang-orang yang kamu
seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.
14. Jika kamu
menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruanmu, dan sekiranya mereka
mendengar, mereka juga tidak memperkenankan permintaanmu. Dan pada hari Kiamat
mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan
keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh (Allah) Yang Mahateliti
15. Wahai manusia! Kamulah yang
memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan
sesuatu) lagi Maha Terpuji (Q.S Al- Faathir : 13-15)
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang
lemah, seperti dalam firman Allah SWT :
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ
عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia
dijadikan bersifat lemah (Q.S An-Nisa :28)
Sebagai makhluk yang lemah, hendaknya kita memohon
pertolongan hanya kepada Allah SWT dengan
mengamalkan apa yang telah Allah perintahkan dan menjauhi setiap
larangan-Nya. Allah SWT berfirman :
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu‘” (QS. Al Baqarah: 45
Shalat dapat menghindari kita dari
panas nya siksa api neraka. Allah SWT
berfirman :
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ
Artinya: “Apakah yang menyebabkan kalian masuk ke dalam neraka saqor,
mereka menjawab, kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan
sholat.” (QS.al-Mudatsir : 42-43)
Dengan
melaksanakan sholat, dapat mencegah kita dari perbuatan keji. Shalat juga merupakan ibadah yang memiliki
keutamaan yang lebih besar dibandingkan dengan ibadah lainnya, seperti dalam
firman Allah SWT :
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ
الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُونَ
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu,
yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S Al-Ankabut : 45)
orang-orang yang melaksanakan shalat maka termasuk
kedalam orang yang mewarisi surga firdaus. Allah SWT berfirman :
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ
يُحَافِظُونَ (٩) أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ (١٠) الَّذِينَ يَرِثُونَ
الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (١١
Artinya :
9. serta orang
yang memelihara shalatnya
10. Mereka
itulah orang yang akan mewarisi,
11. (yakni)
yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya (Q.S Al-Mu’minun :
9-11)
Sifat asli
manusia adalah suka mengeluh dan kikir. Dikatakan suka mengeluh, saat tertimpa
musibah ia selalu berkeluh kesah, hatinya terasa sempit, tidak bersyukur serta
mudah putus asa. Dikatakan kikir yakni saat manusia diberikan kenikmatan ia
lupa dengan sesama nya serta lupa beryukur atas nikmat yang diberikan kepadanya
oleh Allah SWT. Tapi sifat tersebut berbeda dengan mereka yang melaksanan
shalatnya. Allah SWT berfirman :
إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ
هَلُوعًا (١٩) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (٢٠) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ
مَنُوعًا (٢١)إِلا الْمُصَلِّينَ (٢٢
Artinya : "Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat haluu'a (keluh kesah lagi kikir). Apabila ia ditimpa kesusahan, ia
berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir. Kecuali,
orang-orang yang mengerjakan salat.” (Q.S Al-Maarij : 19-22)
Oleh sebab itu
laksanan lah shalat dengan sebaik-baiknya seolah kita melaksanakan shalat di
hari terakhir kita. Sehhingga dalam melaksanakan shalat kita bersungguh-sungguh
tanpa adanya rasa malas seolah-olah tidak aka nada shalat lagi setelahnya.
Dari Abu Ayub Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلِّمْنِي
وَأَوْجِزْ قَالَ إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ وَلَا
تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ وَأَجْمِعْ الْيَأْسَ عَمَّا فِي أَيْدِي
النَّاسِ
“Seorang laki-laki menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu
berkata: “Ya Rasulullah. Berilah aku nasehat yang ringkas.” Maka beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau Engkau mengerjakan shalat, maka
shalatlah seperti shalatnya orang yang hendak meninggalkan (dunia). Jangan
berbicara dengan satu kalimat yang esok hari kamu akan meminta udzur karena
ucapan itu. Dan perbanyaklah rasa putus asa terhadap apa yang ditangan orang
lain.”
Kita
sebagai manusia tidak dapat menentukan dan memperkirakan saat ajal menjemput
kita. sudahkah cukup amalan kita kelak di akhirat nanti? Oleh sebab itu, saat
tiba waktu salat janganlah menunda-nunda melaksanakan nya. Bagaimanakah bila
ajal lebih dulu menjemput kita saat kita belum sempat melaksanakan shalat
akibat menunda-nundanya?
Allah SWT berfirman :
وَلِكُلِّ
أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا
يَسْتَقْدِمُونَ
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka
apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang
sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Q.S Al-A’raf : 34)
Artinya : “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti
(yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka
mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan
beramal saleh, Maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan)
sedikitpun,” (Q.S Maryam : 59-60)
Jangan lupa bahwa
kita sebagai manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah kepadanya. Allah
SWT berfirman :
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya :Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S Az-Zariyat : 56)